Cinta Tak Seindah Pelangi

Penulis : Amrul Fajri

Pagi itu, Reisa sudah siap dengan seragam putih abu-abunya. Dia tampak sudah rapi dengan rambut lurus sebahu yang di hiasi dengan jepitan rambut berwarna pink, senada dengan warna sepatu converse yang dikenanya. Wajahnya dipoles dengan make-up bak model terkenal yang sedang melenggak-lenggok di atas Catwalk, bibirnya di aplikasikan lipgloss penuh glitter, mama hanya bisa tersenyum memandang ulah anak gadis satu-satunya itu. Sebelum sempat mamanya berkomentar mengenai penampilannya itu, Reisa sudah terlebih dahulu mengecup pipi mamanya,dan melesat keluar.
“Mau kemana Re, mau menghadiri undangan?sindir mamanya.
“Ya…mau sekolah lah ma.”
“Tapi itu bukan penampilan anak sekolah”
“Tapi Re,nyaman dengan penampilan begini”
Mamanya menghela napas panjang untuk kesekian kalinya.
“Makan dulu…”
“Buru-buru ma,dah telat ni,ada ulangan”sahut Reisa tampa menoleh.Mama menggeleng-geleng kepalanya sambil menata menu makanan di atas meja.
&&&&&
“Ngapain loe,disini…!!!”Reisa menoleh ke arah suara yang menyapanya,suara itu benar-benar tidak asing lagi di telinganya. Baca lebih lanjut

Dalam Pelukan Salju

Penulis : Risty Anggitiara

Hari itu, ketika hari semakin gelap, salju turun tipis-tipis. Tempat ini, tempat di mana aku berpijak terlihat sepi bahkan sangat sepi. Namun, kurasa semua berubah saat seorang gadis yang tak lagi asing bagiku berjalan terseok menyusuri jalan setapak tempat ini. Taman kota. Wajahnya yang terlihat kuyu, kurasa Ia belum makan selama beberapa hari. Entahlah. Ia memang selalu menghabiskan petang di sini setiap harinya.
Salju turun semakin lebat, gadis itu mengeratkan mantel yang ia kenakan. Dingin. Ia menggigil kedinginan. Ia segera duduk di bangku taman dan mendekap tubuhnya erat. Ia akan menghabiskan petang di bangku itu. Menunggu. Gadis itu menunggu sahabatnya yang saat ini tengah berada di kota yang berbeda dengan dirinya. Ia berharap, sahabatnya akan datang di balik salju ini. Salju putih yang menghujani tubuhnya.
Gulungan kertas koran, tergenggam di tangan kanannya. Terlihat lusuh. Sepertinya gadis ini menggenggamnya terlalu kasar hingga menimbulkan kerutan-kerutan kasar di beberapa bagiannya.
Bibir gadis itu bergetar. Tatapannya kosong. Perlahan, jemarinya membentangkan gulungan koran yang masih Ia genggam. Ia menatap nanar tulisan yang tercetak tebal pada kolom berita koran tersebut. Berita mengenai pesawat yang jatuh ke dasar laut.
“Marsha, semua berita ini palsu kan! Aku yakin kau masih hidup. Kau harus menepati janjimu untuk menemuiku, Sha!” lirih gadis itu. Baca lebih lanjut